Pada tahun ke-5 Kebuddhaannya, ketika Sang Buddha tinggal di Vesali, Beliau mendengar bahwa ayahnya, raja Suddhodana, jatuh sakit. Beliau memutuskan untuk mengunjungi ayahnya di Kapilavatthu untuk mengajarkan Dhamma kepadanya. Setelah mendengar uraian Dhamma dari Sang Buddha tersebut, sang Raja langsung mencapai tingkat kesucian Arahat, dan meninggal dengan damai selang tujuh hari sesudahnya. Adalah dalam tahun ini Sangha Bhikkhuni didirikan atas permohonan Maha Pajapati Gotami, bibi sekaligus ibu angkat Sang Buddha.
Tiga kali Maha Pajapati Gotami telah menemui Sang Buddha dan memohon agar Beliau mau menahbiskannya menjadi seorang anggota Sangha, tetapi setiap kali pula Sang Buddha menolak, tanpa memberi satu alasan apapun. Setelah Sang Buddha tinggal di Kapilavatthu selama Beliau suka, Beliau melanjutkan perjalanan kembali ke Vesali.
Pajapati Gotami adalah seorang wanita yang sangat tekun dant idak mudah putus asa. Dia memotong rambutnya dan memakai pakaian kuning, dan dengan diikuti oleh sejumlah besar wanita suku Sakya, dia berjalan sejauh kira-kira 150 mil dari Kapilavatthu ke Vesali. Ketika dia tiba di Vesali, kakinya bengkak dan tubuhnya penuh dengan debu. Dia berdiri di luar Ruangan di mana Sang Buddha tinggal, dengan air mata memenuhi wajahnya, tetap mengharap agar Sang Buddha mau menahbiskannya menjadi seorang bhikkhuni.
Ananda sangat heran melihatnya dalam keadaan seperti ini. “Gotami, mengapa engkau berdiri di sini dalam keadaan seperti ini?” tanya Ananda.
“Yang Mulia Ananda, itu karena Sang Buddha tidak memberi izin kepada para wanita untuk menjadi bhkkhuni”, jawabnya.
“Tunggu di sini, Gotami, saya akan menanyakan Sang Buddha mengenai hal ini”, kata Ananda kepadanya. Ketika Ananda memohon Sang Buddha untuk merestui Maha Pajapati Gotami menjadi seorang bhikkhuni, Sang Buddha menolak. Ananda memohon tiga kali dan tiga kali pula Sang Buddha menolak.
Ananda lalu mengajukan permohonan ini dengan cara lain. Dengan hormat ia bertanya kepada Sang Buddha, “Yang Mulia, apakah wanita mampu merealisasi tingkat-tingkat kesucian bila sebagai bhikkhuni?”
“Mereka mampu, Ananda”, jawab Sang Buddha.
“Jika demikian adanya, Yang Mulia, amaka akan baiklah jika wanita dapat ditahbiskan sebagai bhikkhuni”, kata Ananda, menimpali jawaban Sang Buddha.
“Ananda, jika Maha Pajapati Gotami dapat menerima Delapan Syarat/Peraturan *), maka dapatlah dianggap bahwa ia telah ditahbiskan sebagai seorang bhikkhuni”.
Ketika Ananda mengatakan syarat-syarat tersebut kepada Maha Pajapati Gotami, dia dnegan gembira menyetujui untuk mematuhi syarat-syarat tersebut dan dengan demikian dia secara otomatis menjadi soerang bhikkhuni. Tak berapa lama, dia mencapai tingkat Arahat. Wanita-wanita suku Sakya lainnya yang ditahbiskan bersama degnan dia juga mencapai tingkat Arahat.
Pembentukan Sangha Bhikkhuni dengan peraturan-peraturan dan Aturan-aturan tersebut adalah sesuatu yang dilakukan oleh Sang Buddha untuk yang pertama kalinya di dunia. Tak ada pemimpin-pemimpin agama lainnya yang memberikan tempat religius sedemikian tinggi bagi wanita di dalam agamanya.
*) Peraturan-peraturan ini berhubungan dengan Aturan-aturan Vinaya tertentu.sumber : mitta.tripod.com
No comments:
Post a Comment