Hiduplah seorang wanita yang selalu melafalkan nama Amitabha Buddha, sangat rajin dan melafalkan " Namo Amitabha Buddha" sebanyak tiga kali sehari. Walaupun dia selalu melakukan praktek ini selama lebih dari 10 tahun, dia masih sering berteriak dan memarahi orang lain sepanjang waktu. Dia mulai berlatih menggunakan dupa dan lonceng kecil.
Seorang teman ingin memberinya pelajaran dan tepat ketika si wanita itu hendak memulai pelafalannya, temannya tadi datang mengedor pintunya dan berseru: "Mbak Nuyen, Mbak Nuyen!".
Saat ini sebenarnya adalah waktunya untuk berlatih dan si wanita itu pun merasa kesal, tetapi ia berkata pada dirinya sendiri: "Saya harus berjuang melawan kemarahan saya, jadi saya akan mengabaikannya saja." Dan ia melanjutkan: "Namo Amitabha Buddha, Namo Amitabha Buddha ..."
Tetapi temannya itu terus berteriak memanggil namanya, dan ia menjadi lebih dan lebih memaksa.
Dia berjuang melawan itu dan bertanya-tanya apakah dia harus menghentikan pelafalan untuk membukakan pintu, tapi ia terus membaca: "Namo Amitabha Buddha, Namo Amitabha Buddha ..."
Laki-laki di luar mendengarnya dan melanjutkan: "Mbak Nuyen, Mbak Nuyen ..."
Maka si wanita itu tidak tahan lagi, melompat, membanting pintu dan pergi ke pintu gerbang dan berteriak: "Mengapa kamu harus bersikap seperti itu? Aku sedang melakukan praktek saya dan anda terus berteriak-teriak memanggil nama saya berulang-ulang!"
Pria itu tersenyum dan berkata: "Aku hanya memanggil nama Anda selama sepuluh menit dan kau begitu marah. Anda telah menyebut nama Buddha Amitabha selama lebih dari sepuluh tahun sekarang; coba bayangkan betapa marahnya dia sekarang!"
No comments:
Post a Comment